dua Cerita
Risah Icha Az-zahra
2/14/2012 06:16:00 PM
45 Comments
Nggak sia-sia aku bolos KKN hari minggu dan puluang duluan bareng 4 orang teman lainnya kemaren. Meskipun yang tinggal di posko setengah nggak rela gitu di tinggal. Hehe
Pulang KKN sore, setelah selesai acara maulid nabi dan pengumuman lomba yang di adain di MDA kemaren. Nyampe di Pekanbaru pas azan magrib. Sengaja nggak langusng pulang ke rumah, tapi ke rumah tante dulu, sekalian temenin si Sofi, soalnya orang rumah pada jalan-jalan ke Lombok, dapet undian dari obat apa gitu. Paginya baru deh ikut Magang FLP, setelah 3 minggu di tinggal KKN.
Nah tadi sebelum acara di buka, salah satu pengurus FLP liat motor yang diparkiran dibawa orang, aku kaget, karna helm ku juga di bawa. Wah.. terang-terangan nih maling mau nyolong. Aku udah deg-degan banget! Takut terjadi sesuatu karna maling kepergok nyuri motor. Tapi waktu liat lebih jelas, motor yang di bawa itu motor ku.. huaa… baru deh nyadar kalo kunci motor nggak ada sama aku. Geblek!
Abang pengurus (duh, lupa namanya siapa) itu lari-lari ek arah parkir, begitu juga cowok-cowok peserta magang lainnya.
Dan ternyataaa….
Yang hampir saja membawa motor ku itu pak Satpam UNRI. Hayah.. 2 orang satpam yang membawa 2 motor yang kunci nya sama-sama ketinggalan di motor, mereka mau menyelamatkan, dan motor itu bakal di bawa ke rektorat. Ternyata kunci motornya si abang pengurus yang teriak-teriak tadi juga ketinggalan. Duh, kok bisa sama pelupanya sama aku.
Pak satpam nggak mau nyerahin kunci kami gitu aja, mereka minta STNK, aku buru-buru ambil STNK di tas, setelah di liatin, di pelototin tuh STNK, pak satpam minta fotocopy nya. alamak.. ribet deh. Maka pergilah abang pengurus (yang sampe sekarang aku masih belum inget namanya) fotocopy kedua STNK itu.
Abis di fotocopy, kami kena ceramah sebentar, pak satpam juga cerita beberapa kasus kehilangan motor di kampus, aku angguk-angguk aja. Waktu si abang pengurus datang, pak satpam masih juga belum mau ngasihin kunci.
“Ini ada angka-angkanya ni, Dek”
Maksud L?? aku nggak ngerti deh ni satpam mau apa lagi?
“Ada uang administrasinya ni”
“Berapa,Pak?”
“Sepuluh ribu dek, ini nanti kami laporkan ke rektorat juga dek”
Tanpa basa-basi aku keluarin aja duit sepuluh ribu, males ribut-ribut, acara magang udah mau di mulai. Sedangkan abang pengurus masih minta penjelasan untuk apa duit sepuluh ribu, tapi dengan ketawa di paksa, ujung-ujungnya keluar juga duitnya. Males ribet kali.
Begitu lah sodara, tapi bener juga kata ketua FLP bang Helmi (kalo ketua aku inget namanya) tadi, “berapalah duit sepuluh ribu, dari pada motor kita hilang, berapa juta”
cerita kali ini belum sampai disini, ada cerita seru (buat aku) waktu magang tadi. Hihi
materinya adalah menulis buku dan menerbitkan. Nah, pematerinya, bang Afred Suci yang udah nerbitin beberapa buku dan ada yang best seller, dari awal udah ngasih kuis.
“Coba kalian buat sebuah judul untuk buku Fiksi yang bombastis, judul yang paling menarik dapat buku ini” katanya sambil memamerkan sebuah buku yang masih terbungkus plastik. “Jurinya semua yang hadir disini.” Pakai system polling mungkin, pikirku.
Dari awal pun aku langsung kepikiran sebuah judul, judul ini sudah lama ada di dalam otakku, tapi belum pernah kesampean mau di tulis. Jangankan untuk sebuah buku, cerpen aja belum. Hihi..
Singkat cerita, sampailah poling pemilihan judul. Mau tau judul-judul yang ada? Ini beberapa yang aku ingat :
1. Proyek Mayat, oleh Ilham Fauzi
2. Please, Rengkuh Do’a ku Oleh Dona
3. Pengabdian Terakhir, Oleh Albert
4. JANDA BAHENOL DI POJOK PESANTREN, Oleh Risah
5. Senandung anak nelayan, Oleh Rahmat
6. Sore Berdarah di Ranah Minang, Oleh Risma
7. Dll
Masing-masing membacakan judul dan synopsis ceritanya. Mau tau sinopsisku?
“seorang janda yang jualan nasi uduk di pojokan pesantren. Selain akrab sama santri, dia juga latah. Tapi dibalik semua keramah tamahannya, dia yang tau semua peristiwa yang ada di pondok, serta pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan santri.”
Pemateri langsung nanya
“jadi nanti endingnya gimana?”
Aku bingung
“Hm.. endingnya nanti si janda yang membongkar kasus-kasus santri” jawabku asal-asalan.
“jadi janda nya ini baik apa jahat?” pemateri seperti berusaha mendalami isi cerita.
“Baik”
“lho? terus alasan dia membongkar kasus santri apa dong?”
“he? Nggak tau, belum kepikiran.hehehe”
Synopsis2 yang lain tentu lebih menarik lagi, apalagi Ilham, tentang proyek pembunuhan dan di ambil organnya untuk di jual. Aku angkat tangan untuk Ilham.
Setelah semua judul dan synopsis dibacakan, dan dipilih 3 orang untuk masuk final. Hoho.. ternyata aku masuk. Dengan Nilai paling rendah.
Nah waktu ini yang paling mendebarkan…
MC membacakan judul yang pertama
Judul pertama, “Senandung Anak Nelayan”
Beberapa orang angkat tangan, termasuk aku.
Judul kedua, “Sore Berdarah Di Ranah Minang”
Beberapa orang pun angkat tangan tanda suka.
Tibalah judul ku
Judul ke tiga, “Janda Bahenol Di Pojok Pesantren”
Tiada ku sangka hampir semua yang hadir tunjuk tangan, bahkan pemateri pun tunjuk tangan setinggi-tingginya. Hampir sobek kali tuh keteknya. (Haha.. ampun bang) aku ketawa malu-malu sambil nunduk meremas-remas rok.
Dan akhirnya.. terpilih lah aku sebagai pemenang.. hore… hadiah langsung di serahkan oleh pengurus yang akhwat, sayang nggak sempet dokumentasi.
Dan tara.. ini lah buku hadiah nya..
Setelah pembagian hadiah, pengurus dan pemateri bergantian minta waktu bicara.
Pertama bang Asqo, dengan semangat dan antusiasnya seperti biasa, dia berkomentar tantang judul ku.
“Saya suka dengan judulnya, menarik. dan memang saya akui Risah itu gokil orangnya” (hayah, gokil apanya bang) kalau isinya sebenernya saya lebih memilih Ilham, punya risah nggak ada konflik. Biasa aja. (ujung-ujungnya nggak enak banget bang!) tapi coba kalau di kembangkan lagi..dst… (aku lupa dia ngomong apa, yang jelas ngasih saran untuk buku itu besok)
Pemateri pun angkat bicara
“kalau memang mau di garap nanti, janda bahenolnya jadiin antagonis aja, kan suka ghibah, nanti terbuka deh kasus-kasus santrinya…dst”
Selanjutnya aku lupa juga pematerinya bilang apa. Hehehe
“Kalau udah begini, harus jadi nih bukunya!” tantang pemateri.
Alamakkk..
“Iya nih, ditunggu tuh, wajib jadi bukunya!’ kali ini suara ketua FLP
“Rencana selesai berapa lama tuh?” tanya pmateri semakin nantangin aku
“Ha? 2 bulan mungkin kak” jawabku sambil senyum-senyum nggak jelas
Plak! Risah lu sadar nggak? Sok banget mau bikin buku dalam 2 bulan!
Ckckck…
oh ya, selain dapet buku karna judul "Janda bahenol di pojok pesantren" itu, aku juga dapet buku gratis dari FLP karena cerpenku di Muat di Harian Riau Pos. azeekk.. novel yang judulnya "Di bawah Langit Ramadhan" karya pemateri, bang Afred Suci. langsung saja aku buka bungkusnya dan minta TTD penulisnya langsung. azeekk... ^_^
sebagai penutup postingan yang panjang ini (map ya sodara-sodara). Kita lihat status salah satu pengurus FLP yang hadir.
Add caption |