Cerita ini di awali hari
sabtu. Adik aku yang kelas 1 MA
(Sederajat SMA) namanya Iskandar, panggilanya kandar, kalau di rumah sih di
panggil Andan. Pulang sekolah langsung main futsal. Nggak pamit, nggak makan dulu, nggak mandi de
el el. Pulangnya sebelum isya, sama seperti perginya, pulangnya pun dia Cuma
minta uang dan pergi lagi. Katanya tadi ban motornya bocor, duit abis, jadi
helm nya yang di gadaikan. Dan malam itu juga (abis main futsal) dia mau balik
lagi ke TKP tempat ban motornya bocor, nebus helm nya yang digadaikan di
bengkel tambal ban.
Dan kemudian…..
1 jam kemudian…
dia nggak pulang-pulang
2 jam kemudian…
belum muncul-muncul..
5 jam kemudian…
belum pulang.
Ummi risau, Buya (Panggilan Untuk Ayah) Galau, aku emosi.
Udah jelas banget dia pergi malam mingguan, nongkrong sama teman-teman nggak
jelasnya. Alesan mau ambil helm, tapi udah larut belum juga pulang.
Ummi mencoba tidur dikamar, Buya tidur di luar. Aku dengar
ummi berkali-kali bangun dan bolak-balik ke kamar mandi, sampai jam 1 malam.
Ummi belum benar-benar tidur, entah jam berapa ummi benar-benar terlelap. Aku
baru tau pagi. Kali sekeluarga bangun jam 6. Sang alarm (Ummiku) bangun telat
karena begadang semalaman nggak bisa tidur, jadilah hari minggu kami sholat
subuh bersama jam 6 -__-
Paginya.. Andan
belum juga nongol. Ummi semakin risau. HP yang di bawanya dual SIM, satu pun
nomornya nggak ada yang aktif. Buya semakin galau. Satu-satunya kabar dari Andan
yaitu SMS nya kalau dia sedang di rumah temannya, di Panam. Selain itu, no nya
tidak lagi bisa dihubungi.
Siangnya.. aku
ngajak adik aku ke Puswil (Pustaka Wilayah) sambil aku ngerjain olah data
bareng Qisty dan Ori, adik aku main game. Sorenya kami
pulang, kandar masih belum muncul.. bener-bener bikin emosi! Nggak tau diri!
Malamnya.. ummi
mulai menyuruh aku menghubungi nomor teman-temannya. Dari satu nomor temannya
yang ada di HP Shofi (adikku no 2) aku mulai mendapatkan no-no teman lainnya.
Satupun tak ada yang tau Andan dimana. Aku tanya apa ada teman sekelas yang
tinggal di Panam, teman2 nya tak ada yang tau. Jadi yang di panam itu siapa?
Teman dimana? Berbagai piikiran bukruk menghantui, apalagi ada berita kalau
sore ini, jam 16.00 di depan Riau Pos sedang terjadi kerusuhan antar pemuda,
dan polisi sudah 2 kali menembakkan senapannya untuk membubarkan massa itu. aku
tambah galau, apakah adikku ikut-ikutan? Aku Cuma bisa SMS ke no nya :
“Pulanglah kau ndaaaaan…. Bikin Ummi stress aja”
Jam 10.12.. aku
sedang berkutat dengan statistik, Uji Homogenitas yang tak Homo.. masuk SMS dan
Andan ke HP Sofi. Isinya bikin napas berhenti :
“Kak, Andan sedih kali ni ha”
Walaupun aku udah emosi berat, udah mikirn kata-kata buat
maki-maki dia, mau mukul dia pake apa, tapi demi melihat SMS yang isinya
begitu,aku jadi panas dingin. Apa yang terjadi sama adik aku yang sedang labil
banget ini. bisa nyebayanginkan gimana galaunya? Langsung aku telpon no nya.
dan dia Cuma jawab “Iya, sebentar lagi Andan pulang ni” dengan suara seperti
mau nangis.
Satu jam kemudian.. dia pulang.. (AKHIRNYA) Ummi yang
membukakan pintu, Buya masih tidur sambil baca buku di luar. Dan apa yang
terjadi? Setelah parkirkan motornya, tiba-tiba dia nangis sambil minta maaf
sama ummi. Dia terduduk di depan, sambil
nangis terisak-isak.
“Maafkan Andan, Mi.. maafkan Andan”
Ummi langsung syok tapi tetap bersyukur anaknya udah pulang.
sambil terisak-isak dia cerita kalau motornya sejak semalam di larikan di pinjam sama abang
temannya, dan abang itu baru pulang jam 10 tadi (mungkin waktu dia SMS “lagi
sedih banget”) abang itu pulang dengan kaki yang berdarah-darah, dan helm nya
yang juga di pinjam abang bangsat itu juga raib. Abang brengsek itu janji mau
ganti helmnya besok. Andan di suruh jemput ke rumahnya. WHAT???
Ummi nggak jadi marah, malah kasian. Kata Ummi biar lah helm
itu raib, nggak usah di jemput lagi. Dan jangan pernah temui orang itu lagi.
Ternyata yang melarikan motornya aku
juga. Semua emosi aku langsung runtuh. Ummi nyuruh dia makan, tapi orang nangis
kayaknya bener-bener nggak selera makan, dia langsung masuk ke kamarnya
melanjutkan tangis.
Dan Buya??
Buya langsung tanya, siapa nama kawannya itu, dimana
rumahnya. Biar besok di samperin gitu loh! Dengan kurang ajarnya ngelariin
motor orang. dan Buya marah, bukan. Bukan marah karena Andan nggak pulang
semalaman. Tapi Buya marah karena Andan pulang dengan menangis. Buya paling
Pantang liat orang nangis, nggak ada kata Nangis dalam kamus hidupnya. Hidupnya
keras, sejak umur 13 tahun sudah yatim piatu dan harus menghidupi 4 orang
adiknya. Menyekolahkan mereka hingga lulus kuliah. Buyaku paling marah melihat
orang menangis, menangis itu tanda kelemahan. Dan mulailah Buya ceramah panjang
lebar.
“Kau laki-laki, Jantan. Motor di larikan diam aja. BODOH!”
Andan masih nangis.
“Zaman sekarang teknologi canggih, masak nggak bisa
mengabari orang di rumah. Lapor kek ke polisi kalau motor di larikan. Ini
pulang-pulang nangis. Mau jadi BANCI kau..!” Buya marah besar.
Andan mulai berenti nangis
“Buya dulu sebesar kalian udah bisa cari makan, kau bisa
apa? Nangis aja bisanya! Percuma kau juara di sekolah! Pidato bahasa arab,
bahasa inggris, tapi soal macam ni kau tak punya akal lagi!”
Aku masuk kamar.. takutt… hihihi.
Masi banyak lagi ceramah panjang lebar Buya.. sampai
setengah jam kemudian, baru berhenti. Ummi sudah sejak tadi menggalkan forum,
karena tau, Buya kalau ceramah pasti panjang..
Diam-diam aku bersyukur.. untunglah adikku nggak
kenapa-napa.. untunglah dia masih sadar dan minta maaf sama Ummi. Untunglah
motornya masih ada.. kalau dilarikan
beneran, dia sekolah pake apa. Aku nyangka, pasti SMS ku tadi bikin dia
kepikiran. Sebandel-bandelnya anak pasti sayang sama emaknya. Makanya SMS nya
begitu dan pulang-pulang dia langsung nangis-nangis minta maaf sama ummi.
Dramastis banget kan kayak sinetron. haha
 |
Bayangkan cowok se unyu dan se 4L4Y ini nangis kejer sambil minta maaf. :D | |
Semoga aja kejadian ini bisa bikin dia sadar, nggak
sembarangan milih teman. Dan nggak suka keluyuran lagi. Semoga..
*yang udah baca,
makasiiihhhhh bangett :D