Sekolah ini
adalah sekolah tertua yang ada di distrik HITIGIMA, salah satu distrik di pojok
kota Wamena. Didirikan oleh yayasan Gereja-gereja Injil. Sampai
sekarang punya nama SD YPPGI (Yayasan Pendidikan Gereja-Gereja Injil) Hitigima.
Sekolah ini berdekatan dengan gereja
Injil. Walaupun penuh keterbatasana,
sekolah ini telah melahirkan orang-orang sukses, seperti Sarjana yang sudah
jadi Guru dan Bupati.
Yup! Benar
sekali, bupati Wamena adalah alumni dari SD YPPGI Hitigima. Beliau lah yang
melanjautkan perjuangan memperbaiki infrasturktur sekolah. Dan membangun sebuah
gereja besar di depan sekolah.
Walaupuan sudah
melahirkan alumni seorang bupati,
sekolah ini masihlah banyak kekurangan. Dari tenaga pengajar yanga hilang entah
kemana rimbanya, sampai anak-anak kelas 6 yang tidak bisa membaca. Saya akan mulai
ceritakan satu persatu.
Guru
Yang Hilang (Adopsi Dari Sinetron Anak Yang Hilang)
Sekolah ini
punya 8 guru. Ada 4 orang guru PNS di tambah
4 orang guru tidak tetap alias GTT. Dari 4 orang guru PNS tersebut, 1 orang
menjabat sebagai kepala sekolah, 1 orang menjabat sebagai guru kelas 2, 1 orang
sebagai guru kelas 5, dan 1 orang sebagai penjaga sekolah merangkap juga
sebagai bendahara dan Tata Usaha.
4 guru PNS
disini belum ada yang sarjana. Kepala sekolah merupakan alumni SPG (sekolah
Pendidikan Guru) tahun 1987, salah satu guru bahkan ada yang hanya lulusan
Paket C karena putus sekolah waktu SMP.
“Kami butuh
guru sarjana disini. Istri saya putus sekolah di SMP, pak Wanimbo juga senasib.
Cuma satu saja guru sarjana disini. Itupun sarjana pendidikan Agama Kristen.
Bukan sarjana pendidikan guru SD” Jelas Kepala Sekolah.
Sedangkan 4
orang guru GTT , sudah 6 bulan tidak menikmati indahya gajian, disebabkan dana
bos yang belum cair dalam 2 triwulan kebelakang. Hal inilah yang menyebabakan
guru datang dan pergi sesuka hati. Ada yang datang jam 09.00 WIT, jam 11 sudah
pulang. Anak-anak dibiarkan berkeliaran main lumpur di lapangan sekolah.
Belum lagi
guru GTT yang bertugas mengajar di kelas satu, dengan alibi ada masalah
keluarga, guru yang berumur 36 tahuan ini datang ke sekolah hanya sesekali dalam sebulan. Kadang dalam satu minggu beliau
datang, dan 4 minggu kemudian beliau hilang dari peredaran.
“Anak-anak pakai
baju bagus ke sekolah Cuma main lumpur sajakah, dia orang (guru) tidak datang, tidak mau mengajar, hanya makan
gaji saja mereka.” Curhat seorang wali murid kelas 1 dengan logat papua yang
kental.
Belum lagi
kepala sekolah dan penjaga sekolah yang kadang harus pindah haluan dari menjaga
kebersihan sampai masuk ke kelas untuk mengajar karena kekurangan guru.
Inilah
masalah yang akan kami hadapi sebagaia guru SM3T selama satu tahu ke depan. Ada
banyak rencana-rencana bercokol di kelaa kami demi memajukan pendidikan di
daerah 3T ini, ada banyak saran yang inin kami tuangkan demi majunya SD Tempat
kami ditugaskan.
Ikuti terus
cerita selanjutnya, agar kita bias tau dan membuka mata, bagaimana sebenarnya
kondisi pendidikan di daerah 3T.
SALAM SM3T
; MAJU BERSAMA MENCERDASAKN INDONESIA
~~~~~
Bersambung~~~~
#tulisan ini di adopsi dari web SM3T UR JAYAWIJAYA ANG. IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)