Alhamdulillah, akhirnya
sampai juga kaki kami menginjak danau Hebema. Danau dengan ketinggian 3220 mdpl.
Dengan ketinggian ini, danau ini di daulat menjadi danau tertinggi di
Indonesia. Dan 36 Orang Guru SM3T Jayawijaya sudah pernah menaikinya. Wow..
Perjalanan ini bermula
dari pertemuan kami secara resmi dengan bupati jawawijaya. Setelah membicarakan
mengenai program-program SM3T, kami mengajak Bupati untuk jalan-jalan bersama
guru-guru SM3T. tiada disangka pak Wempi Wetipo sebagai bupati itu sangatlah
humble dengan masyarakat dan langsung mengatur jadwal keberangkatan menuju
danau habema diliburan Natal dan Tahun baru. Bahkan beliau yang menyiapkan 8 mobil gunung untuk menjelajahi
gunung dan perbukitan menuju danau habema. Yeaaayy.. makasih bapak..
karena masih 2 bulan di Papua, aku belum tau apa-apa soal ini. berikut sekilas tentang Danau Habema yang aku culik dari triptrus.com
Dahulu, puncak Gunung Trikora dan sekitar Danau Habema dihiasi dengan salju. Tapi beberapa tahun terakhir, salju di Trikora menipis dan Habema juga tidak pernah lagi dihiasi salju di sekitarnya. Tetapi Danau Habema masih punya banyak keindahan lain yang bisa dinikmati. Mulai dari bentang pemandangan padang rumput yang terlihat sejauh mata memandang, embun di ujung dedaunan dan rerumputan, lalu air danau yang tenang, serta masih banyak lagi.
Banyak pendaki Pegunungan Jayawijaya dan Cartenz mampir di danau ini sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak tujuan mereka. Dari kota Wamena, Danau ini bisa dicapai dalam waktu sekitar 3 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jalur menuju Habema pun juga jadi tantangan tersendiri bagi para pengemudi kendaraan off-road. Jalan berliku yang sempit dan diapit oleh hutan jadi tantangan tersendiri bagi orang-orang penggemar olahraga pemacu adrenalin itu. Film Denias, Senandung di Atas Awan juga menggunakan indahnya Danau Habema sebagai salah satu lokasi syuting.
Para penggemar kegiatan birdwatching juga pasti tidak akan menyesal datang ke Danau Habema. Area di sekitar Danau Habema adalah habitat bagi puluhan spesies burung endemik dan tentu saja burung kebanggaan sekaligus maskot Provinsi Papua, Burung Cenderawasih. Selain birdwatching, di sekitar Danau Habema kabarnya juga bisa ditemui anggrek hitam yang teramat sangat langka.
karena masih 2 bulan di Papua, aku belum tau apa-apa soal ini. berikut sekilas tentang Danau Habema yang aku culik dari triptrus.com
Danau Habema memang
bisa dikatakan sebagai danau di atas. Walapun lokasinya di kaki Gunung Trikora,
Kabupaten Jayawijaya, Papua,
danau ini merupakan salah satu danau tertinggi di Indonesia. Terletak di
ketinggian lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut, oleh Masyarakat Dani,
penduduk Jayawijaya, danau itu dianggap sebagai tempat keramat yang jadi sumber
kesuburan dan kehidupan
Untuk mencapai Danau Habema, yang dalam bahasa setempat bernama Yuginopa berada
di zona inti Taman Nasional Lorenz, Papua.
Area Habema mempunyai luas kurang lebih sekitar 224,35 hektar dengan keliling
9.79 kilometer Nama Habema diambil dari seorang perwira Belanda yang
bernama Letnan D Habema, yang mengawal ekspedisi HA Lorentz untuk mencapai
puncak Ettiakup (sebutan masyarakat lokal untuk Gunung Trikora) pada
tahun 1909. Pada masa pemerintahan Belanda, Gunung Trikora dikenal dengan nama
Wilhelminatop. Baru pada 1963 namanya berubah menjadi Trikora (Tri Komando
Rakyat) setelah perintah Presiden pertama Indonesia, Soekarno, untuk merebut
Papua Barat.
Dahulu, puncak Gunung Trikora dan sekitar Danau Habema dihiasi dengan salju. Tapi beberapa tahun terakhir, salju di Trikora menipis dan Habema juga tidak pernah lagi dihiasi salju di sekitarnya. Tetapi Danau Habema masih punya banyak keindahan lain yang bisa dinikmati. Mulai dari bentang pemandangan padang rumput yang terlihat sejauh mata memandang, embun di ujung dedaunan dan rerumputan, lalu air danau yang tenang, serta masih banyak lagi.
Banyak pendaki Pegunungan Jayawijaya dan Cartenz mampir di danau ini sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak tujuan mereka. Dari kota Wamena, Danau ini bisa dicapai dalam waktu sekitar 3 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jalur menuju Habema pun juga jadi tantangan tersendiri bagi para pengemudi kendaraan off-road. Jalan berliku yang sempit dan diapit oleh hutan jadi tantangan tersendiri bagi orang-orang penggemar olahraga pemacu adrenalin itu. Film Denias, Senandung di Atas Awan juga menggunakan indahnya Danau Habema sebagai salah satu lokasi syuting.
Para penggemar kegiatan birdwatching juga pasti tidak akan menyesal datang ke Danau Habema. Area di sekitar Danau Habema adalah habitat bagi puluhan spesies burung endemik dan tentu saja burung kebanggaan sekaligus maskot Provinsi Papua, Burung Cenderawasih. Selain birdwatching, di sekitar Danau Habema kabarnya juga bisa ditemui anggrek hitam yang teramat sangat langka.
Karena medan berat yang
harus dilalui kesana, tidak bisa sembarang mobil naik kesini. Apalagi bus kota.
Harus mobil-mobil sejenis strada, Fortuner yang bisa menaklukkan medan berbatu
yang membuat perut berasa di kocok-kocok. Beberapa cowok-cowok kekar
‘bergelimpangan’ jadi korban muntah. Untung aku strong womena dan sangat enjoy
dijalan. Jadi tidak muntah.
Kalau dari wamena,
diperlukan waktu 2 jam untuk sampai di danau habema yang terletak di antara
perbatasan kabupaten jayawijaya dan kabupaten Nduga ini. itu sih kemaren karena
kami banyak berentinya, ada yang berenti muntah, pengen kencing, kedinginan
dll. Kalau perjalanan lancar, 1,5 jam aja udah sampe. Tidak ada angkutan umum
yang bisa membawa kamu kesini, jadi harus menyewa mobil plus supir yang
berpengalaman.
Sampai di lokasi
suhunya mencapai 8 derajat. Ditambah hjan gerimis halus yang bikin tambah
dingin. Wew…! Aku saja yang memakai celana 2 lapis (celana kaos piyama dan
celana trening tebal) di tambah baju 3 lapis (kaos dalam, kaos panjang dan
jaket) masih tetap kedinginan. Apalagi temen-temen yang lain dengan gaya
berbaju kemeja dan celana jins. Mereka semua kedinginan. Tapi karena kita semua
exited, tetep bisa eksis foto-foto. #bakatNarsis
Mama Sayangeeeeee.. sa ada di atas Danau Habema... |
dari atas Danau Habema, Jayawijaya. Papua |
I am Happy. Coz I am in Habema |
dari atas Danau Habema, Jayawijaya. Papua |
non professional Photo |
SM3T Jayawijaya angkatan IV di danau Habema. belom semua nih |
dari atas Danau Habema, Jayawijaya. Papua |
hujan gerimis.dengan suhu 8 derajat |
pondokan yang kagak ada atapnya |
Hotma, Bupati Jayawijaya and Me! |
Ada cerita dibalik foto ini. Foto pake Senapan milik pribadi Bupati (FYI orang-orang besar di Papua biasanya punya koleksi senjata, entah untuk berburu atau ntuk antisipasi perang). karena aku dan Hotma mengajar di SD YPPGI Hitigima, yang merupakan SD almamaternya Bupati, jadi beliau ingat sama wajah kami. kami dipinjami senjata untuk berfoto. Malah Bupati justru mengambil foto ku dari HP nya, tidak lupa mengarahkan gaya dan cara memegang senjata biar terlihat lebih meyakinkan. heuheu. gaol juga nih Bupati.
foto hasil arahan gaya dari bapa Bupati. Makasi bapaakk... wa..wa...wa... |
Terimakasih untuk Bupati Jayawijaya, Bapak Jhon Wempi Wetipo atas perjalanan yang menyenangkan ini. terimakasih untuk staff bupati yang ramah-ramah. Guru-guru SM3T jadi semakin akrba dengan Bupati dan staffnya. Semoga ini membawa efek baik ke depannya.
Ayo, kapan ke Danau Habema?
*update
mau lihat Danau Habema Versi Video ada di serial Alenias Jopurney Uncover Papua. pembuka nya itu adalah Danau Habema
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)