5 September, satu minggu
kepulanganku dari Papua. belum ada rencana mau ngapain, belum ada jadwal apapun
dan belum ada kesibukan apapun. Just stay at home everyday. Puas-puasin bobok
dikasur empuk, makan masakan ummi dan no job! Enjoy banget deh pokoknya!
Hari itu aku dapat WA dari bg
Putra, beliau adalah kru radio Robbani. Doski mengundang aku untuk jadi trainer
di kegiatan 1 Muharram yang di adakan oleh GEMABI (Gerakan menuju anak baik).
Bg putra meminta aku untuk sharing ke anak-anak yatim tentang pejuangan dan
semangat anak-anak papua dalam
bersekolah.
Wuih.. tawaran yang menggiurkan!
Okey! I will take it bang!
Setelah beberapa kali ditunda
karena kabut asap, akhirnya acara jadi dilaksanakan tanggal 1 November kemaren.
Awalnya aku minta di temenin sama Aidy yang sama-sama guru SM3T juga, tapi si
Aidy malah ada hajatan di rumahnya. Aku beralih ke Yuni, temen kampusku, tapi Yuni
malah lagi keluar kota. Akhirnya untung ada Winda yang bersedia aku ajak dan
repotin nemenin. Makasiii nda… :D
Taman Pancing tanpa nama di jalan Garuda Sakti. Pekanbaru |
Acaranya Dimulai Sejak Pagi. Tapi
bagianku jadi pemateri di mulai siang, setelah makan siang. Aku pun datang jam
10an. Anak-anak dari panti asuhan Al Hidayah Pekanbaru itu lagi di ajakin
outbond kecil-kecilan bareng panitia. Sedangkan panitia konsumsi lagi sibuk
bakar ayam untuk makan siang. Wah.. keliatan bakal seru banget acaranya.
Foto outbond
Setelah capek outbond, waktu
zuhur tiba. Anak-anak dan Panitia sholat berjamaah di sebuah gazebo besar yang
sekaligus jadi tempat acara. Wangi ayam bakar pun tercium waktu sholat dzuhur.
Hmm… jadi nggak khusyuk ni sholatnya :D
Makannya di atur secara jamaah.
Seru juga nih ide panitianya.
|
FOTO SHOLAT
DAN MAKAN
Perut udah kenyang, segelas sirup
jeruk dingin pun di bagikan.anak-anak dibolehkan minum sirup sambil duduk
mendengarkan materi. Oke. ini giliran aku unjuk gigi!
Risah in Action |
Disitu aku tampilkan slide yang
menunjukkan betapa indahnya papua. betapa kayaknya papua. tapi kekayaan alam
papua itu tidak serta merta bisa memajukan sektor pendidikan. Banyak anak yang
tidak bisa calistung (baca tulis hitung), anak-anak yang tidak mengenal bangku
sekolah, pernikahan yang terlalu dini, hidup miskin dan penderitaan lain. Aku
juga tampilkan bagaimana anak-anak kehidupan sehari-hari anak papua. cara
mereka untuk bisa makan, cara masak dan makan bakar batu, cara tidur mereka di
honai yang kadang disatukan dengan kandang babi, dan perjuangan anak-anak papua
untuk ke sekolah. Mereka harus berjalan kaki berjam-jam untuk sampai ke
sekolah, mendaki bukit, menyebrangi sungai yang tak ada jembatannya.
Aku perhatikan wajah-wajah imut
yang exited itu. Terdengar celetkan-celetukan, “kok tidak pakai sepatu”,
“sekolahnya tidak pakai seragam?” dan celetukan Paling lucu ketika aku
menampilkan honai, rumah adat papua tempat anak-anak papua.
Biking noken di depan honai |
Nah… inilah rumah tempat tinggal
teman-teman kita di papua.” kataku, berharap mereka semakin miris dan tersentuh
melihat rumah sesederhana itu. Berharap akan ada air mataa yang jatuh.
Wah! Bagus ya rumahnya!” celetuk
saah sorang peserta.
Gubrak!
Kontan aja semua peserta tertawa
mendengar celetukan anak yang ku taksir umurnya tak lebih dari 5 tahun itu.
Mungkin dia melihat bentuk atapnya yang setengah lingkaran itu, unik dan beda
dari rumah yang biasa di lihat. Semua tertawa terbahak-bahak, usahaku mencoba
membuat mereka tersentuh gagal sia-sia. Anak itu pun senyum-senyum mesem karena
ditertawakan. Polos tanpa merasa berdosa.
Selanjutnya aku juga menampilkan
beberapa video, juga ada video muridku di kelas III SD YPPGI HIitigima kemaren
ketika mereka mmeperkenalkan diri dan cita-cita. Walaupun sekolah nggak pake
sepatu, tapi si Siliwan Asso bercita-cita pengen jadi pilot. Aku pun mencoba
menyemangi anak-anak panti asuhan itu untuk tidak takut bermimpi. Di akhir
materi aku memberikan mereka kertas dan bulpen untuk menuliskan mimpi mereka di
masa depan. Mimpi boleh apa aja, nggak harus bercita-cita jadi dokter. Pengen
kuliah di luar kota juga adalah mimpi.
Mimpi-mimpi dan keinginan absurd
itu sudah terekam di selembar kertas, aku sengaja tidak mengumpulkan
kertas-lertas itu dan menyuruh mereka membawa pulang untuk di tempel di kamar.
Berharap bisa jadi penyemangat mereka, bahwa kita semua punya mimpi.
Semoga kegiatan ini bermanfaat
buat mereka dan walaupun materinya nggak seberapa, semoga ada yang nyantol dan
menyentuh hati mereka. Semoga…
Terimakasih buat semua panitia
GEMABI yang udah bikin rangkaian acara ini jadi seru, makasih bg Putra yang
udah mengundangku, makasih Winda udah nemenin ke lokasi yang jauhnya ampun
ampuan, pergi nyasar, pulangnya juga nyasar. Hahaha. Makasih juga buat adk-adik
dari UIN SUSKA Mengajar atas inspirasi dan cerita-ceritanya. Tetap semangat
mencerdaskan anak bangsa!
#kibas jilbab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
setelah baca tapi nggak ninggalin komentar itu sayang banget. ayo dong dikomen. penulis ingin tau reaksi pembaca.. makasih buat yang udah komen :)