Ilham Fauzi. UNSA AMBASSADOR 2016 |
UNSA (Untuk Sahabat)
adalah sebuah grup kepenulisan yang tenar di media sosial facebook. Setiap tahun Unsa memilih satu orang anggotanya
untuk menjadi Duta Penulis Unsa yang
tugasnya memotivasi dan menginspirasi
para penulis lain untuk berkarya lebih baik lagi. Tidak hanya itu, Duta Penulis Unsa harus senantiasa
bersahabat atau friendly dengan siapa pun dalam berkarya. Mengingat saat ini
tidak sedikit penulis yang hanya berkarya saja namun terkadang masih dingin
dengan teman-teman penulis lain yang ingin sharing dan berbagi ilmu dengannya.
Untuk menjadi Unsa Ambassador tidak mudah. Ada rentetan tugas dan penjurian yang
harus di ikuti selama 3
bulan (emejing banget kan. Kalau gue
ikut kompetisi selama itu mungkin sudah melambaikan tangan ke kamera).
Tugasnya bermacam-macam. Dari tugas
membuat cerpen sampai menulis buku.
Dua finalis terpilih akan
berkompetisi
satu sama lain dan diundang dalam
perayaan ulangtahun UNSA.
Juara pertama Unsa Ambassador ini akan mendapatkan hadiah
uang tunai ratusan ribu,
selempang Unsa Ambassador yang bertuliskan tahun jabatan (duh ngiler banget gue
secara selempang cuma bisa didapat di ajang kayak putri-putrian gitu),
tropi, paket buku dan
tentu saja dinobatkan menjadi UNSA Ambassador. Cukup menggiurkan bukan?
Pemenang UNSA
Ambassador tahun 2016 adalah Ilham Fauzi. Pria berdarah minang ini merupakan
pengurus FLP Pekanbaru yang saat ini sedang menjalani pendidikan master-nya di UNAND Padang. Keren apa coba. Dia masih singel loh dan katanya lagi
buka lowongan, muehehe. Saat diwawancara via inbox fb, Ilham baru saja
pulang dari Bogor menghadiri
milad UNSA dan penobatan UNSA Ambassador 2017 yang baru. Meski begitu, Ilham tetap mau kok berbagi pengalamannya
yang pernah memenangkan Unsa Ambassador 2016 dan berbagi kisahnya selamat
menjabat menjadi Duta Penulis.
*ceritanya disini aku sebagai wartawan yang mewawancarai artis. haghaghag*
Ilham di acara penobatannya sebagai UNSA AMBASSADOR 2016 |
Halo Ilham. Bagaimana rasanya
bisa mengunjungi dua kota berbeda di tahun 2016 ini dan itu semua difasilitasi?
Hai kakak keceh. Rasanya senang Alhamdulillah. Januari lalu bisa pergi ke
Surabaya dan dapat pengalaman berkesan juga di sana, dan ini baru saja kembali
dari Bogor dalam rangka serah terima jabatan ke Unsa Ambassador yang baru.
Selamat ya buat Alfian dari Pekanbaru yang menjadi Unsam selanjutnya. Harus
semangat berkarya dan tetap bersahabat loh. Sekalipun ada yang nge-bully.
Hehehe...
Bagaimana rasanya meninggalkan
jabatan yang telah diemban selama setahun? Apa sedih, senang, lega, gembira
atau baper?
Rasanya sih pertama kali lega ya. Karena bisa menjalankan amanah Unsa
Ambassador sampai selesai dan diberi kesempatan juga oleh Allah untuk
senantiasa sehat sampai akhir masa menjabat. Tapi juga ada sedihnya karena
besok-besok tidak akan ada lagi kesibukan sebagai Unsa Ambassador. Tapi ya gak
papa sih. Meski begitu saya gak kemana-mana kok. Hati saya akan tetap bersama
kamu eh maksudnya bersama Unsa #eaa #modus
Memangnya kesibukan sebagai
Unsa Ambassador apa aja sih?
Menjadi Unsa Ambassador alias Duta Penulis Unsa itu tugas utamanya
memotivasi siapa saja untuk menulis dan membaca. Baik dia jomblo atau udah
merid. Baik dia suka warna janda (ungu) maupun warna duda (?) Baik dia fensnya
Fedi Nuril atau Reza Rahadian. Baik dia fensnya Kara atau Suju #digetok pemirsah
:D
Ya intinya menjadi Unsa Ambassador itu seru. Bisa jalan-jalan gretong
juga, wkwkw .Tugas utamanya ya nulis aja. Intinya, anugerah Unsa Ambassador
ini diberikan agar pemenangnya lebih bersemangat lagi menulis dan memiliki
tanggungjawab untuk menyelesaikan apa yang telah mulai ia tulis.
Bagaimana mulanya Ilham mengikuti
Unsa Ambassador ini?
Awalnya sih ya gabung aja sama grup fb Untuk Sahabat. Grupnya selalu
update. Jadi waktu itu ada pembukaan pendaftaran Unsa Ambassador 2016. Fyi,
biasanya pendaftaran ini bukanya setiap bulan September. Syaratnya gak
macem-macem. Cuma nyediain satu naskah cerpen doang. Kalau usia semua umur
boleh. Yang udah tuir macam Kak Risah yang malah diutamakan sih sebenarnya.
*digampar
Napak tilas dong bagaimana
perjuangan Ilham setahun lalu hingga akhirnya bisa menjadi juara Unsa
Ambassador? Katanya perjuangan di top 2 bikin buku ya?
Waaah... panjang sih sebenarnya ceritanya. Tapi intinya kan ada 10 finalis.
Jadi tiap putaran itu ada eliminasi gitu. Persis kayak di tipi tipi gitu deh.
Cuma ya ini penilaiannya gak berdasarkan poling. Murni berdasarkan penugasan
yang berupa cerpen yang kita tulis. Cerpennya itu tiap putaran selalu
berbeda-beda temanya. Ada tema roman, horor komedi, cerita islami, dan
lain-lain. Yang paling berkesan sih waktu penugasan cerpen horor komedi. Cerpen
saya waktu itu berjudul “Kuntilanak Belajar Move On”. Nah, kalau pada tugas
grand final, kita disuruh menulis buku fiksi atau nonfiksi (pilih salah satu).
Saya mendapat bagian menulis non fiksi dengan panjang naskah minimal 60 halaman
dan maksimal 100 halaman selama 30 hari. Wow... mulanya ragu apa bisa terkejar
dalam waktu sebulan bikin sebuah buku? Tetapi akhirnya tugas itu bisa
terselesaikan. Kalau gak ikutan Unsa Ambassador rasanya sampai sekarang masih
belum punya naskah buku kayaknya. :D
Sebelum keberangkatan ke Bogor
kemarin untuk pelepasan jabatan sempat kelimpungan ya? Kenapa?
Iya, bener banget. Jadi waktu menjelang keberangkatan pas banget dengan
jadwal ujian akhir semester. Emang sih ujiannya take home. Tapi bukan berarti
semuanya jadi mudah. Tugasnya bikin paper. Dengan referensi jurnal-jurnal dan
seabreg buku tebal. Ya Tuhan.. belum lagi persiapan untuk sharing di Bogor
belum dipersiapkan dengan matang. Pokoknya ke Bogor kemarin challenging banget,
sampe gak bisa tidur. Karena kedua tangan hanya bisa digunakan untuk
mengerjakan UAS, nggak mungkin dong si kaki ikut campur #gubrak. Jadilah ketika
di ruang tunggu dan di atas pesawat sempat-sempatnya corat-coret di kertas buat
persiapan acara di Bogor.
Tapi ketika hari H nya lancar
kan? Bagaimana sih hari-hari selama di Bogor?
Alhamdulillah sharingnya berjalan lancar. Waktu itu kita berkesempatan mengisi
di Sekolah Islam Terpadu Al-Madinah-Cibinong, Kabupaten Bogor. Pihak sekolahnya
welcome banget. Tim Unsa juga mengadakan lomba baca puisi buat adik-adik di
sana. Seru banget pokoknya.
Kalau kegiatan di Bogor sangat menyenangkan. Apa jadinya jika lebih kurang
sepuluh penulis yang tersebar di seluruh Indonesia satu wisma selama 4 hari 3
malam? Jawabannya : heboh banget. Jadi mereka sudah pada ‘dewa’ di bidang
masing-masing. Kayak Ken Hanggara sang masternya cerpen, kang Khoer Jurzani
sang master puisi, kang Denny Herdy master penerjemah, ada dokter Intan Andaru
juga yang habis PTT di Halmahera Selatan yang tak lama lagi naskah bukunya akan
diterbitkan GPU. Trus ada kang Irwan Sandza juga, dia ini warga WR 02 dahulunya
looh. Ajib banget kaan...
Oh ya, waktu di Bogor kemarin kita sempat berkunjung ke Mie Janda. Ini
tempat recommended banget bagi pecinta kuliner. Menu minuman andalannya salah
satunya adalah es d’ kepo. Isinya kumpulan buah-buahan seperti buah naga,
alpokat, dan lain-lain.
Ada kejadian yang unik nggak
sih selama di Bogor?
Jadi Kang Khoer Jurzani itu punya dua nama, nama aslinya Hoeruddin. Jadi
malam itu dia nginbox nanyain dimana tempat penginapan. Karena udah tengah
malam, aku baru ngeh sama inboxnya itu ketika paginya. Pas bersamaan dengan
kehadiran seseorang di ruang tamu. Sambil mengernyitkan kening membaca inbox
kang Hoeruddin, aku kenalan sama orang yang mengenalkan dirinya dengan Khoer
Jurzani. Tak lama kemudian, Uncle DAS (creator UNSA) muncul. Spontan aku
nanyain kalau Mas Hoeruddin malam tadi nanyain alamat, tapi gak tahu sekarang
dia ada dimana. Dengan ringkas Uncle DAS menjawab bahwasanya Mas Hoeruddin
adalah orang yang ada di depanku. Dia tak lain dan tak bukan adalah Khoer
Jurzani. Astaga! Malu banget waktu itu. Lagian Mas-nya pake dua nama segala
sih. Wkwk....
O iya, denger-denger kalau mahasiswa magister sibuknya ampun-ampunan.
Bagaimana sih Ilham menyikapi di tengah kesibukan sebagai mahasiswa magister
namun mengemban tugas sebagai Unsa Ambassador?
Iya, bener. Sejauh ini, time
managementku gak terlalu bagus sih. Masih berusaha keras melawan kemalasan.
Intinya, kalau memiliki tanggung jawab, kita harus bertanggung jawab
menyelesaikannya. Kalau lebih menjadikan menulis sebagai selingan ketika jenuh.
Yang penting seimbang. Itu aja sih.
Ada pesan buat pembaca blog ini?
Apa ya? Yang paling terpenting
dalam hidup itu sebenarnya adalah kontribusi kita terhadap apa saja. Karena
saya menyukai menulis, saya mencoba menyumbangkan hasil pikiran saya melalui
tulisan-tulisan yang mencerahkan pembacanya. Kita tidak perlu iri pada orang
lain, apa lagi ingin menjadi seperti mereka. Karenas setiap kita punya potensi.
Yang paling krusial itu sebenarnya adalah jika kita tidak mampu melawan diri
sendiri dan larut dalam hal-hal yang tidak membawa manfaat buat diri sendiri
dan orang lain.
Yup, benar banget. Semoga ke depannya makin sukses ya. Terimakasih mau berbagi di blog ini. Sebagai closing ada
yang mau dipersembahkan. Fiksi mini atau puisi mungkin?
Mumpung bertepatan
dengan hari ibu, sempat buat bait puisi
nih. Semoga menghibur. J
Pulanglah, Nak
Anandaku,
tak kudapati lagi engkau di ambang pintu pagi
itu, karena kau sudah menyapa waktu di tempat kita tak biasa lagi bertemu; dan
hanya suaramu yang menyapa hari-hariku.
Kau
telah tumbuh menjadi manusia yang mengerti betapa dunia-Nya maha luas, maha
tinggi, dan maha tak terbatas. Di sana, di tempat dimana kita dibatasi ruang
dan waktu, kau menghamba pada-Nya tanpa mendengar lagi ucapan dariku tentang
ingatan-ingatan sederhana; apa kau telah mengerjakan ini; dan itu.
Anandaku,
dalam doaku ketika kau masih lugu, senantiasa
lisan melontar asa bahwa dikau kelak akan menjadi ilalang tinggi yang terus
hidup tanpa henti; tanpa pernah mati. Terbanglah, Nak, seperti Kenari. Terbanglah
di atas bumi-Nya meski sebetulnya kepak sayapmu lelah membentang di angkasa.
Teruslah kau kibarkan segala inginmu, harapmu, serta rasa, asa dan citamu :
untukku, ya untukku. Untuk perempuan yang melahirkanmu, membesarkanmu, tanpa
pamrih; tanpa letih.
Anandaku,
luruhkan tangis-Mu dalam sujud-sujud panjang
pada-Nya. Kau tak usah berkecil hati, Nak, bila pada akhirnya kau temui segenap
asa terbelah dan terhempas. Kita hanya perlu bersyukur. Betapa dunia ini masih
dipercayakan-Nya pada kita untuk mencecap apa yang ada.
Pulanglah, Nak.
Pulanglah... sebelum kau menjenguk cinta di atas pusara.
***
Asik dong bisa nyoba wawancara orang lain. KAdang suka gak ada ide kalau mau wawancara orang lain.
BalasHapusselamat ya buat pemenang, kamu keren deh
BalasHapus