Membicarakan Ismail
memang tidak akan ada ujungnya. setiap hari ada saja tingkah nya yang bikin
ngakak, ternganga takjub, atau bikin seisi kelas tepuk tangan. Dari yang unik,
aneh, menyebalkan sampai mengagumkan! Ismail, muridku di SDIT Al-Fikri Islamic Green School Pekanbaru ini pernah mengerjakan soal ulangan
blok pelajaran IPS dalam waktu 10 menit dengan nilai 100. Pernah juga bolos di
pelajaran matematika dan lebih memilih membaca buku ensiklopedi Luar angkasa di
Perpus dari pada memperhatikan gurunya ngoceh di depan kelas. Akibatnya nilai
matematiknya dapat telor. Tinggal di bawa pulang minta gorengkan sama Ummi.
Pertanyaan-pertanyaan
yang muncul dari Ismail kadang nggak nyampe di otak gurunya yang pas-pasan ini.
misalnya, kenapa teori terbentuknya alam semesta yang di tulis Charles Darwin
hanya di bantah oleh satu orang. yaitu Harun Yahya. Seharusnya kalau orang
percaya akan tuhan, semua akan membantah teori Charles Darwin tentang
terbentuknya alam semesta #kemudian hening #ustazah sibuk buka google.
Ismail ini anaknya
moody banget. Jangan pernah bikin doski sampai bad mood. Bisa berabe. Pernah
suatu ketika pulang dari kelas Al-Qur’an
Ismail ‘meradang’ di kelas ku. Awalnya aku coba biarkan dia tidur sendirian di
belakang kelas. Tapi karena di kelas III ini anak nya jahil-jahil,
teman-temannya pun mencoba ‘membujuk’ Ismail (tapi dengan cara yang salah,
contohnya nyolek-yoleh bahunya). Ismail pun menendang meja dan kursi. Aku yang
berusaha memeluknya untuk menenangkan nya juga kena jurus silatnya. Kemudian Ismail
menangis tanpa suara, mungkin kaki nya sakit kena meja. Style Ismail memang
begitu. Kalau menangis tak bersuara.
Aku mencoba bicara dari
hati ke hati ketika kulihat dia sudah agak tenang. Tapi hanya mulutnya yang bergerak tanpa
suara. Aku kan jadi bingung. Ku biarkan dia tidur telentang sendirian di
belakang kelas. Ku introgasi teman-teman sekelompok belajar al-Qur’an Ismail.,
ternyata dia ditegur (ditegur loh, bukan dimarahin) oleh guru Al-Qur’an karena
membaca buku ensiklopedi kesayangannya. Ya iyalah di larang, Wong dia bacanya
di jam pelajaran Al-Qur’an! Udah gitu dia sambil baca sambil di terangin ke
teman-temannya.”eh, eh Ini loh ada planet, jarak bumi ke neptunus sekian loh,
Pluto itu tidak di anggap planet lagi loh, eh antum mau ke planet nggak?”
teman-temannya yang lagi belajar Qur’an tentu tergoda dong, dan pelajaran
Al-Qur’an jadi terganggu. Hampir habis jam pelajaran Pkn barulah mood baik Ismail
kembali ke peraduan. Dia bahkan menghampiri ku di meja guru.
“Ustazah, sekarang
ngerjain apa nih?”
Kemudian Ustazah
tersenyum
mungkin Ismail hanya
butuh waktu untuk sendiri.
Kadang kalau lagi nggak
mood belajar, nggak mood ngerjain tugas, Ismail berdiri di jendela kelas. Kelas
aku itu di lantai 2. Jadi dari jendela bisa lihat perumahan padat penduduk dan
gedung-gedung tinggi di Pekanbaru, kayak RS Syafira, Grand City Hotel, Balai
Dang merdu dll. Aku sih kadang membiarkan Ismail dengan “me time” nya di
jendela. Dijamin setelah diberi waktu untuk berdiri di jendela dia bakalan mau belajar
lagi.
Pernah di jam pelajaran
al-quran juga. Ismail diberi waktu 10 menit untuk menceritakan isi buku yang
dibacanya. Asalkan ia tertib ketika belajar al quran. Ternyata peraturan ini
manjur. Ismail bahkan lebih semangat mengulang hafalan juz amma nya. Sepuluh
menit terakhir Ismail pun bercerita tentang planet. Setelah itu ada sesi tanya
jawab antara guru al-qur’an dan Ismail (waktu itu guru al-quran nya adalah
ustad Sahabir), anak-anak memperhatikan dengan seksama.
“Oke, karena Ismail
sudah tertib. Ustad kasi Ismail waktu 10 menit untuk bercerita.”
Ismail yang semangat
langsung cerita panjang lebar soal planet. Dari bagaimana terbentuknya alam
semesta, luas bumi berapa KM, jarak mahari dan bumi, nama-nama planet. Semua
dia hapal DILUAR KEPALA! Wow… pembaca blog ini ada yang hapal berapa jarak
antara bumi dan matahari? Eit, jangan buru-buru buka google. Nanti aja. Ismail
masih akan membuat kita tepuk tangan.
Ustad sahabir yang
kagum dengan jawaban-jawaban Ismail malah tambah semangat bertanya (atau
menggali wawasan Ismail). Ustad pun mengaitkan pertanyaan dengan tafsir
Al-Qur’an. Dan amazing, Ismail bisa menjawabnya dengan menyebutkan ayat
Al-Quran yang bercerita tentang planet dan alam semesta (aku lupa surat apa.
Yang jelas juz 30).
 |
Ismail dengan buku ensiklopedinya. Hasil minjem dari perpus |
Aku yang lagi duduk
santai di belakang kelas langsung berdiri memberikan standing applause. Reflex
teman-temannya dan ustad sahabir pun ikut tepuk tangan. Ketika aku ngobrol
ngobrol dengan umminya sepulang sekolah. Umminya mengaku tidak pernah mengajarkan
tafsir al-qur’an pada anaknya. Umminya yakin, dia tau itu semua dari hasil baca
buku. Waaaaa… daebaaakk.. amazing…!!!
Ismail ini kalau
ulangan selalu menjawab dengan logika. Tak jarang jawaban-jawabannya itu bikin
senyum-senyum sendiri bahkan tertawa ngakak. Gurunya yang punya otak pas-pasan
ini cuma kagum angguk-angguk bilang “ya juga ya”. Kadang hayati nggak ngerti
jalan fikiran Ismail ini. hahaha
Duh kepanjangan cerita
tentang Ismail. Baiklah ini ada sebuah puisi terakhir yang Ismail buat untuk
ustazahnya yang selalu ternganga ketika di tanya pertanyaan absurd. Hari itu
adalah hari senin, sejak hari jum’at aku sudah bilang kalau hari senin adalah
hari teraakhirku di SD IT Al Fikri Pekanbaru. Senin Pagi selembar puisi yang ditulis dikertas buku gamabr terletak di
mejaku. Ini dia…
Aku yakin kalian
bakalan jereng kalo maksa baca tulisan ini, ini aku tuliskan tanpa merubah satu
huruf pun.
Ustazah
Risa
Tanpa
engkau……
Tiada
lagi penerima informasi
Tiada
lagi pendukungku untuk belajar
Tiada
lagi pengapload tulisanku di facebook
Tiada
lagi yang mempersilahkan untuk melihat pemandangan
Tiada
lagi yang mempersilahkan baca koran di kantor
Ustazah
risa
Tanpa
engkau…….
Aku
hanyalah kegelapan
Aku
hanyalah kehinaan
Aku
hanyalah sebutir kacang polong
Yang
bertebaran di angkasa
Sungguh
besar jasamu padaku
Sehingga
engkau adalah wanita terbaik ke-2
Sehingga
engkau patut ditiru oleh guru2 sesudahmu
salam
***
Reaksi aku
waktu baca surat ini adalah ketawa ngakak jungkir balik samba kayang dilapangan
sekolah. Enggak ding! Pokoknya di kelas itu aku ngakak banget. Asisten kelasku,
Ustazah Ilvi sampai geleng-geleng kepala, tapi setelah baca puisinya Ismail zah
ilvi ngakak juga.
Waktu aku tanya umminya
pas pulang sekolah, umminya bilang Ismail nulis ini larut malam. Nunggu kakak-kakaknya
pada tidur dulu, biar dapat inspirasi katanya. Ckckckck..
Waktu aku tanya si
Doski, siapa wanita terbaik pertaama. Eh ternyata bukan Umminya yang udah
capek-capek ngelahirin dia, tapi Sumayyah bin Khabath. Tau kan siapa Sumayyah? Iya
bener banget, Sumayyah adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Ia rela
kemaluannya di tombak demi mempertahankan keislamannya. We O We! Aku gurunya
yang nggak seberapa ini disamakan dengan Sumayyah! Betapa bangga ini menyesaki
dada. Betapa puisi ini lebih berharga dari kado apapun.
Terimakasih Ismail,
mengajariku banyak hal…