Alhamdulillahirobbil Alamin…
Allah SWT berikan saya
kesempatan dan rezeki menjadi bagian dari keluarga besar Masyarakat SM3T
Indonesia (MSI), organisasi yang berisikan para alumni SM3T yang
sudah mengabdi di pelosok negeri, ditambah mendalami ilmu keguruan dengan duduk
di bangku PPG (Program Profesi Guru) selama setahun.
LPTK Universitas Riau
menugaskan saya di pegunungan Papua, tepatnya di Kabupaten Jayawijaya
atau yang biasa dikenal di TV dan berita dengan Lembah Baliem. Jika
ditanya, bagaimana perasaan saya menjadi guru disana selama setahun? Jawaban
singkatnya bisa saya jabarkan dalam 3 huruf.
W-O-W!
Menjadi guru SM3T seperti
titik balik karir saya dalam menjadi guru. (cie ileh, pake karir segala) SM3T
banyak memberikan manfaat bagi banyak orang, terutama saya sendiri. Niat awal yang hanya ingin bertamasya menjelajah
pelosok negeri, langsung berganti ketika melihat kondisi pendidikan di Distrik
Asotipo, tempat saya mengabdi. Sekolah, anak-anak, masyarakat bahkan kampung
yang diapit lembah itu bisa merubah pola pikir saya, merubah niat saya untuk
semata-mata mengabdi dan memajukan sekolah ketika sampai di lokasi yang bersuhu
rata-rata 16-20 derajat perhari itu.
Berkat menjalani Program
SM3T, Saya menjadi pribadi yang lebih bersyukur, tidak manja, bisa bertahan di
kondisi sulit dan lebih mandiri. SM3T berhasil menempah saya menjadi lebih
kuat, lebih bersemangat dalam mendidik. Tanpa kelas, tanpa modul, namun saya
sadari bahwa SM3T mengajarkan saya menjadi guru yang sebenarnya guru.
Sepulang dari perjalanan
pengabdian SM3T, saya pun kembali ditempa di Program Profesi Guru yang
benar-benar menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran saya untuk bisa lulus dari
PPG UNIMED. Kami bukan hanya dicekoki dengan materi perkuliahan, tapi juga
dididik menjadi guru professional yang serba bisa. Dari memimpin upacara,
menjadi Pembina pramuka, olahraga, menari, menyanyi, sampai pendalaman ilmu
agama. Program PPG berasrama ini benar-benar membawa manfaat besar dalam
mempersiapkan diri menjadi guru professional. Salah satu oleh-oleh dari PPG
yang sangat saya banggakan hingga kini adalah skill berenang saya yang cukup
meningkat, dari yang takut air, takut menyelam. Sampai tahap bisa berenang 10
meter dan sudah ketagihan dengan kegiatan snorkeling. Skill itu saya dapat dari
latihan berenang yang di adakan pada jam ekstrakulikuler PPG UNIMED.
Terimakasih PPG UNIMED, terimakasih para pelatih dan terimakasih kolam renang
kampus. Hehehe
Banyak lagi perubahan yang
saya rasakan ketika menjadi keluarga besar SM3T. bertambahnya teman dan kerabat
dari Aceh sampai Papua juga merupakan
anugerah dari hasil berkegiatan di SM3T. semua kota se Indonesia terasa dekat.
Terasa memungkinkan untuk dikunjungi suatu waktu, tersebab di setiap kota ada
alumni SM3T.
Bercerita mengenai SM3T
memang tak ada habisnya, seperti halnya tagline alumni #takberhentimengabdi.
Jiwa pengabdian masih membara di dada kami. Berbagai kegiatan digelar di daerah
domisili Alumni. Dari kegiatan Berbagi buku ke sekolah-sekolah yang
membutuhkan, sampai MeAn (Mengedukasi Anak negeri) yang sudah dilaksanakan di berbagai kabupaten
dan Kota se Indonesia. Alumni SM3T tidak pernah kehabisan cara untuk tetap
berkontribusi pada Pendidikan di Pedalaman Indonesia.
Liputan kegiatan alumni bisa
di lihat di web di bawah ini:
Momentum Hari Lahir SM3T ini
juga bersamaan dengan berangkatnya para GGD (Guru Garis Depan) ke berbagai
pelosok dan pedalaman di Indonesia. Para GGD yang merupakan alumni SM3T itu
akan mengabdikan dirinya sebagai PNS di daerah yang bahkan nama kota/kabupaten
tersebut tidak terdeteksi di google maps. Kota dan kabupaten yang selama ini
tertinggal karena akses yang jauh, tidak tersedianya fasilitas dan berbagai
kekurangan lainnya, akan di satroni oleh para alumni SM3T yang kini sudah
berlabel GGD. Selamat kepada mereka. #angkattopi
Semoga hari lahir SM3T ke 7
di tahun 2018 nanti, juga dibarengi
dengan momentum berangkatnya kami, para potensi GGD 3, ke daerah pengabdian
masing-masing. Amin Amin Ya Robbal Alamin.
Sekian,
Salam Takzim,
Haritsah Salim, S.Pd.,Gr
mantaaap ya kaaak. keren nih SM3T tak berhenti mengabdii. semangat terus kakaaaak.
BalasHapusAmiiin. slamat mengabdi kakaak ditahun 2018 nnti. sukses selalu
mantaaap ya kaaak. keren nih SM3T tak berhenti mengabdii. semangat terus kakaaaak.
BalasHapusAmiiin. slamat mengabdi kakaak ditahun 2018 nnti. sukses selalu
Thank you mumut..
Hapusudah lama nih kita ga BW BW an :D
Saya sebenernya mulai bertanya-tanya sama generasi jaman sekarang yg bekerja untuk memperkaya diri semata. Walau saya ngga memungkiri materi juga penting, tapi saya ngga suka sama orang yg mengabaikan kewajibannya untuk bekerja dengan sepenuh hati. Contohnya beberapa kasus yg saya baca ketika guru jaman sekarang mulai menganggap mengajar adalah sekedar pekerjaan yang kewajibannya telah gugur ketika dia menyampaikan materi di kelas, tanpa peduli bahwa kita bukan hanya berkewajiban mengajarkan ilmu pengetahuan tapi juga nilai moral dan tata krama. Suka banget ngeliat tulisan begini, adem deh bacanya. Semoga seterusnya tetap berfikiran seperti ini dan menjadi guru yg baik bagi murid-muridnya. :)
BalasHapusMakassiihhh ref.... muach
HapusHAI RISAH!!
BalasHapusAlhamdulillah ya program ini menjadikan kamu pribadi yang lebih kuat, lebih baik dan lebih agamis. Hihihi..gue bayanginnya aja juga pasti seru banget. Coba dulu gue bisa ikutan Indonesia Mengajar begitu ya..pasti gue juga bisa punya banyak pengalaman hidup tak terlupakan dari situ.
Hai Kak Risah, jadi guru adalah cita2 saya dari dulu. Dan semakin terpupuk ketika menonton film laskar pelangi. Sampai melihat kakak2 angkatan yg mendaftar SM3T, profesi guru di pelosok adalah impian saya.
BalasHapusTp tentu saja itu nggak gampang. Apalagi mengingat orangtua saya yg agaknya kurang menyetujui hal itu. Berbagai macam bahaya, ketakutan dan rintangan membuat mereka jadi parno. Padahal saya mah seneng2 aja. Apalagi setelah nonton teacher's diary.
Semacam saya nggak masalah kalo harus hidup jadi guru di ujung wilayah negara sekalipun.
Begitu membaca post ini, yg pertama saya pikirkan, bukankah di sana ada konflik? Apa tidak apa apa, kak?
Bagaimana keadaan sekolah, fasilitas penginapan dll? Saya begitu ingin tau.
WAH.... kalo nggak diizinkan orangtua, berarti kurang brainwash nya tuh.. hahaha
Hapusaku juga dulu awalnya nggak diizinkan. tapi aku bujuk dengan berbagai macam cara. dari bikin proposal, nunjukin foto2 alumni, sampai prospek ke depannya.
kalau untuk fasilitas, penginapan dll. baca aja postinganku di blgo ini dengan label SM3T. udah pernah ku ceritain semuanya :)
.
happy reading :D
Sesuatu yg tidak kita duga kadang memberi sesuatu. Seperti saya, waktu pergi kemah di Lanud, awalnya tidak tertarik. Saat acara selesai, jadi rindu. Ada sesuatu yg tidak ingin kita tinggalkan~
BalasHapusWAAAAHHHH... Rahul.. udah lama ga baca komen dari kamu (apa aku nya yg udah lama gak ngeblog :D )
Hapus.
yahh begitulaahh rahul..
Risaaahh...aku padamulah. Telat baca blognya.
BalasHapusSM3T ya? Semakin aku berusaha melupakan saat2 itu, semakin besar ingatan itu kembali. SM3T adalah sesuatu.
iya bener banget kakk..... susah move on banget...
BalasHapusmungkin yg liat socmed kita pun udah bosan yaaa liat post kita tentang papua mulu :D